CIKARANG PUSAT, Bekasicyber.id - Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui BPBD bersama dengan stakeholder, menggelar simulasi kesiapsiagaan bencana dalam rangka mematangkan penyelenggaraan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2023. Kegiatan ini juga sekaligus persiapan pemecahan rekor muri secara hybrid dengan berpusat di Situ Binong, Hegarmukti, Kabupaten Bekasi pada Jumat (12/05/2023).
Tersambung secara hybrid kurang lebih 700 instansi, mulai dari sekolah negeri, dinas, badan, kecamatan, sampai desa.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis menyampaikan pada pelaksanaannya nanti Pemkab Bekasi menargetkan 10.000 orang mengikuti simulasi kesiapsiagaan bencana di HKBN Tingkat Kabupaten Bekasi tahun 2023 yang direncanakan pada 15 Mei 2023.
"Ya kalau target saya itu di 10 ribuan ya. Artinya kalau semuanya bisa ikut 10 ribu itu kecil ya, pabrik kita saja ada berapa, sekolah SD-SMP kita ada 800 lebih, belum dinas instansi, kecamatan, desa dan kelurahan ada 187, alhamdulillah antusias dari rekan-rekan semua sangat baik," terangnya usai gladi resik.
Dia mengharapkan adanya gladi resik ini memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan bencana.
"Jadi ada semacam transfer knowledge lah, buat masyarakat Kabupaten Bekasi," sambungnya.
Dalam proses gladi resik ini personel BPBD, bersama Basarnas, Brimob dan TNI/Polri akan mempraktekkan teknik-teknik yang sudah dikuasai dalam melakukan mitigasi bencana, salah satunya adalah teknik blender sebuah gerakan memutar yang dilakukan dengan perahu karet.
"Itu kita mengistilahkannya teknik blender, jadi pada saat simulasi ada korban yang tenggelam, kalau dengan teknik seperti itu, jika ada mayat yang tersangkut dengan benda lain di bawah air, maka dia akan terangkat, jadi itu untuk mempermudah proses pencarian," jelasnya.
Muchlis mengapresiasi atas seluruh instansi, sekolah, kecamatan, serta stakeholder lainnya yang telah antusias mengikuti gladi resik ini.
Dia mengharapkan hal ini menjadi awal yang baik untuk Kabupaten Bekasi mampu mengurangi resiko bencana.
"Dari semua dinas/instansi, semua camat, kepala desa, kemudian rekan-rekan relawan FPRB dan sebagainya, semoga ini menjadi awal yang baik untuk kita di Kabupaten Bekasi dalam rangka mengurangi resiko bencana," pungkasnya. (Hms/ana)