tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Program Entrepreneur Penting Dorong Kemandirian Wirausaha dan Perkuat Perekonomian

CIBARUSAH, Bekasicyber.id - Program Pesantrenpreneur Kabupaten Bekasi yang beberapa waktu lalu diresmikan langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memiliki peran penting dalam mendorong kemandirian kewirausahaan serta memperkuat sektor perekonomian.

Hal tersebut ditegaskan Penggagas dan Pemegang Hak Cipta Pesantrenpreneur Munawar Fuad. Katanya, Pesantrenpreneur memformulasikan peran pondok pesantren, selain menjadi pusat ibadah, pusat ilmiah belajar ilmu agama tetapi juga membangun karakter santri dalam bidang kewirausahaan.

“Mempelajari kitab kuning, memperluas khazanah keilmuan lalu menjadi pemimpin yang mandiri, bermental wirausahawan, kemudian setelah lulus memiliki jiwa mental sebagai wirausahawan muda bukan sebagai beban apalagi menjadi beban moral juga ekonomi masyarakat," jelas pria yang biasa disapa Kang Fuad pada Rabu (17/05/2023).

Fuad menjelaskan,  Program Pesantrenpreneur terbagi kedalam lima yaitu antara lain Program Pesantren Bahari Maritim, Program Pesantren Agro industri, Program pesantren Industri Kreatif, Program pesantren Digital, serta Program Pesantren Wisata Religi.

Kemudian yang sudah berjalan, akan dikembangkan dengan potensi yang ada. “Misal, kita kembangkan Pesantren pesisir dekat laut, pantai, dan nelayan. Kita padukan pengembangan potensi ekonomi yg berbasis perikanan, kelautan, pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir," jelasnya.

Menurutnya, pesantren dalam membangun dan merawat UMKM sudah dimulai sebegitu lama,  langkah selanjutnya adalah dengan mengorganisir,  mengkapitalisasi, sehingga Pesantrenpreneur ini menjadi poros pemberdayaan ekonomi umat yang sangat penting untuk multikolaborasi antara Pesantren dengan Pemda, pelaku dunia usaha baik nasional maupun global.

"Alhamdulillah Kabupaten Bekasi memiliki spesifikasi dan potensi sangat besar karena pesantren-pesantren yang ada di Kabupaten Bekasi tumbuh dan berkembang di sekitar kawasan industri, hampir sepuluh ribu perusahaan. Saya kira itu sangat besar dengan jumlah pesantren yg kurang lebih seribu," jelasnya.

"Untuk Pesantren Industri Kreatif misalnya, tentu ada pemetaan kawasan industri kemudian dengan pesantren-pesantren yang ada di sekitar kawasan tersebut dibangun kolaborasi, di fasilitasi Pemda sesuai dengan potensi dan pengembangan usahanya," lanjutnya.

Fuad berpesan, pihak pesantren harus mempersiapkan tim manajemen yang handal dan profesional. Sehingga kedepan, dapat berkolaborasi dengan pelaku usaha untuk mengembangkan Pesantren menjadi Starter Up.

"Melalui program CSR,  di lingkungan pesantren dapat dibuat inkubator bisnis, manajemen bisnis,  dan juga pelatihan usaha.  Sehingga kedepan baik santri,  guru, ustadz/ustadzah dapat kita berikan sertifikasi pendidikan dan pelatihan (Diklat) sebagai modal awal untuk mengembangkan gagasan atau ide entrepreneur dalam dirinya," tutupnya. (Hms/dn)