tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Diskominfisantik Sosialisasi Penangkalan Berita Hoaks


TAMBUN SELATAN, Bekasicyber.id - Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Bekasi berkolaborasi dengan Unit Jabar Saber Hoaks mengunjungi sekolah-sekolah di Kabupaten Bekasi guna meliterasikan jenis-jenis berita bohong atau hoak.

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) pada Diskominfosantik, Rhamdan Nurul Ikhsan mengatakan, peran pelajar atau anak-anak muda sangat dibutuhkan dalam perkembangan modernisasi di era digital saat ini. Penyebaran informasi yang kian bertumbuh dan berkembang pesat justru menimbulkan dampak lain dengan munculnya berita maupun konten-konten hoak secara terbuka.

"Untuk itulah perlunya peran pelajar sebagai agen pencegahan berita hoak. Peranan pelajar dalam memberantas hoak dapat dimulai dari diri sendiri, dengan bekal dan pengetahuan tentang berita palsu, untuk selanjutnya bisa menyebarkan edukasi ini di lingkungan keluarga maupun yang cakupannya lebih luas lagi," ucap Rhamdan, saat menghadiri kegiatan Sarling Jabar di SMK Telekomunikasi Telesandi, Tambun Selatan, Kamis (15/06/23).

Rhamdan menyakini, pelajar atau pemuda sebagai generasi yang dianggap memiliki kecerdasan intelektual tinggi, serta pemikiran yang terbuka. Sudah seharusnya menjadi promotor terdepan dalam menangkal tersebar luasnya hoax khususnya di Kabupaten Bekasi.

"Para pelajar ini diharapkan bisa menjadi filterasi informasi dengan cara yang bijak. Ketika memperoleh suatu informasi, seharusnya kita membaca dengan seksama berita yang ada. Kemudian mengecek kebenaran berita sebelum menyebarluaskannya," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, para pelajar dari SMK Telekomunikasi Telesandi juga mendeklarasikan Gerakan Anti Hoak yang diikrarkan oleh seluruh siswa-siswinya.

Dia juga tak lupa memberikan tips dan karakteristik dari berita ataupun informasi hoak kepada para pelajar.

"Cirinya biasanya menggunakan judul yang spektakuler atau berlebihan, menggunakan unsur mencocok-cocokkan (cocokologi), tidak mencantumkan nama penulis artikel, meminta agar dishare atau diviralkan, hingga memanipulasi foto dan keterangan gambar," jelasnya. (Dn)