Bekasicyber.id, CIKARANG PUSAT - Pemkab Bekasi terus berupaya mengatasi bencana kekeringan yang disebabkan kemarau panjang. Selain menyalurkan air bersih untuk warga terdampak kekeringan, solusi permanen menjadi prioritas dalam penanganan bencana kekeringan ini.
Hal tersebut dibicarakan pada Rapat Evaluasi Tanggap Darurat Bencana Kekeringan di Posko Utama, di Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Komplek Pemda Kecamatan Cikarang Pusat, Jumat (8/9/2023) malam.
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menjelaskan, pada pekan kedua status tanggap darurat, penyaluran air bersih secara masif terus dilakukan di semua titik.
"Saya kira, untuk penyaluran air bersih sudah cukup tercover. Kerja keras BPBD melalui posko tanggap darurat, bersama stakeholder lainnya, PDAM Tirta Bhagasai, PMI, Baznas, Polres Metro Bekasi, Kodim 0509, FPRB, Destana/Katana dan relawan kebencanaan," ujarnya.
Selain itu, penugasan seluruh perangkat daerah sebagai Liaison Officer (LO) di kecamatan terdampak, lanjut Dani, diharapkan dapat membantu upaya penanganan kekeringan di Kabupaten Bekasi.
Lebih lanjut, kata dia, kekeringan yang saat ini masih terjadi masih dimungkinkan terjadi perluasan. Karena itu penyaluran air bersih akan terus berlangsung.
“Memang dari sisi jumlah desa dan kecamatan yang terdampak sudah berkurang. Tapi semuanya masih dalam layanan air bersih,” tuturnya.
Dani Ramdan menyebutkan, solusi permanen untuk wilayah di Kabupaten Bekasi yang sering mengalami kekeringan yakni dengan membuat sumur satelit dan memasang pipa PDAM ke rumah-rumah warga.
"Beberapa desa di Kecamatan Cibarusah sudah mengarah pada solusi permanen dengan memasang pipa dari PDAM. Kemudian di Kecamatan Tarumajaya saat ini tengah dibangun tiga sumur satelit," paparnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis mengatakan, hingga 8 September 2023, jumlah air bersih yang sudah didistribusikan untuk masyarakat yang terdampak kekeringan sebanyak 1.370.000 liter, dengan jumlah warga terdampak 25.046 kepala keluarga.
"Desa yang terdampak kekeringan sebanyak 32 desa di 9 kecamatan. Kemudian lahan pertanian terdampak seluas 21.177 hektar, dan lahan pertanian terancam 3.604 hektar," katanya. (dan)