Bekasicyber.id, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus mengalami penurunan akibat kondisi global yang tidak stabil. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah inflasi yang tinggi di AS dan pertumbuhan ekonomi yang masih kuat. Hal ini membuat dolar AS semakin menguat dan menekan mata uang negara-negara lain, termasuk rupiah.
Anggota Komisi VI DPR RI Deddy Yevri Hanteru Sitorus mengimbau pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah antisipasi agar rupiah tidak terus melemah. Menurutnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan ekonomi dalam negeri, misalnya dengan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
"Kalau dolar AS menguat, tentu rupiah akan melemah, tapi itu tidak akan terlalu parah kalau fundamental ekonomi kita baik, ekspor kita tinggi. Ini kan yang harus diperhatikan oleh pemerintah menurut saya," kata Deddy, di Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Selasa (31/10/2023).
Deddy menjelaskan, pelemahan rupiah akan berpengaruh pada kenaikan harga komoditas dan menurunkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu, impor komoditas harus dilakukan dengan lebih hati-hati dan rasional. Sehingga tidak terus menguras devisa negara dan menambah beban pada rupiah.
"Karena harga dolar AS naik, tentu barang yang kita perlukan harganya menjadi sangat mahal. Akibatnya apa? harga di tingkat konsumen pasti akan naik drastis. Harga produksi semua akan naik drastis. Kemudian nanti akan ada inflasi, daya beli masyarakat akan berkurang. Ini kan masalah-masalah yang harus dihadapi dalam situasi seperti ini, baik secara moneter maupun secara fiskal gitu," tutupnya. (far,bia/aha)