Kepadatan jalan tol di gerbang Cikampek Utama 1 saat puncak arus mudik tahun 2023. |
“Kami menyarankan sebagian dari mereka yang sudah libur
untuk mudik lebih awal,” ujar Budi setelah rapat koordinasi lintas sektor
tentang kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Pemerintah memprediksi puncak arus mudik akan terjadi dari
tanggal 5 April hingga 8 April 2024 dan puncak arus balik dari tanggal 13 April
hingga 16 April.
“Beberapa catatan yang saya miliki berkaitan dengan puncak
mudik yang disampaikan oleh Menko, memang benar bahwa hari keempat itu adalah
puncaknya. Namun, jika hari keempat, ketiga, dan kedua akan sangat padat (arus
lalu lintas),” jelasnya.
Oleh karena itu, Budi menyarankan masyarakat yang bisa mudik
lebih awal untuk melakukannya agar terhindar dari potensi kepadatan di jalan.
Hasil survei dari Kementerian Perhubungan menunjukkan bahwa jumlah pergerakan
masyarakat pada lebaran tahun ini meningkat lebih dari 50 persen, yaitu ada 193
juta orang. Sedangkan tahun lalu hanya 123 juta orang.
Selain itu, pemerintah juga memperkirakan Idul Fitri jatuh
pada tanggal 10 April, yang dirayakan oleh semua umat Islam.
Untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 2024
ini, pemerintah juga akan menyiapkan program diskon biaya komersil seperti
tahun lalu. Namun ini masih akan dibahas dengan operator jalan tol.
“Jalan tol yang fungsional akan gratis dan jalan tol
komersil akan mendapatkan diskon seperti tahun lalu, tapi kami belum
berkoordinasi dengan operator. Kami akan mengumumkannya dalam waktu dekat,”
kata Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Muhadjir Effendy.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Penegakan Hukum
(Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol. Raden Slamet Santoso setelah acara
diskusi persiapan mudik di DPR RI, Kamis (21/3).
“Sebaiknya jadwal cuti dibagi. Baik liburnya awal, maupun
kembalinya. Kami memprediksi arus puncak itu tanggal 4, 5, 6, 7 dan 8. Jika
beberapa hari tersebut bisa dibagi, akan lebih baik,” kata Slamet.
Tory Damantoro, Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia
(MTI), juga menyampaikan bahwa jika tidak dibagi, perjalanan mudik dan balik
masyarakat dikhawatirkan tidak akan tertampung oleh kapasitas jalan yang ada.
Hal ini, menurut dia, dikarenakan kapasitas sarana dan
prasarana jalan yang ada tidak sebanding dengan jumlah pengguna saat puncak
arus terjadi.
“Ini sudah kami dorong sejak dua tahun lalu. Pemerintah pun
sudah menerapkannya pada mudik 2023, agar jadwal libur dibagi dan tidak
berbarengan,” kata Tory.
“Jadi perlu ada penyesuaian sarana dan prasarana
transportasi dengan penyebaran waktu berangkat liburan dan pulang liburan untuk
menghindari puncak yang terlalu tinggi,” tambahnya. (Dn)