tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Flora dan Fauna Jadi Motif Pilihan Kombas saat Mejeng di Indonesia Fashion Parade 2024

Para model dan designer Komunitas Batik Beakasi (Kombas) berfoto bersama usai mejeng di Indonesia Fashion Parade 2024.
JAKARTA, Bekasicyber.id – Perhelatan akbar Indonesia Fahion Parade (IFP) kembali digelar untuk tahun kelima mulai 27 hingga 29 Juni 2024 bertempat di Yuan Garden Pasar Baru, Jakarta Pusat. Komunitas Batik Bekasi (Kombas) selalu konsisten untuk turut melestarikan wastra Nusantara dalam event tersebut.

Designer batik dari Kombas, Dewi Marda, mengungkapkan, dalam perhelatan IFP tahun ini pihaknya melibatkan 14 model usia 5 hingga 16 tahun, dengan 14 motif batik baru yang dirancangnya. Motif baru yang mejeng dalam IFP kali ini bernunsa flora dan fauna, yakni motif bambu, ikan gabus, hingga bunga teleng.

“Batik Bekasi kan terdiri dari lima unsur, ada Sejarah, Flora, Fauna, Budaya, dan Warna. Nah untuk kali ini kita tampil dengan unsur Flora dan Fauna,” kata Dewi, Jumat (28/6/2024).

Ia menambahkan, Batik Bekasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan batik pada umumnya dari berbagai daerah. Bahkan bisa dikatakan ada kesan ‘norak’ dimana Batik Bekasi selalu terkesan memiliki warna yang ‘ngejreng’.

“Batik Bekasi warnanya lebih berani, lebih ngejreng, lebih norak. Warnanya gonjreng-gonjreng gitu, kalau di jawa kan biasanya (warnanya) kalem,” ujar Dewi sambil tersenyum.

Sementara itu, CEO Indonesia Fashion Parade, Athan Siahaan mengungkapkan, dengan mengangkat tema Wastranesia, IFP 2024 kali ini fokus untuk menampilkan sejumlah wastra asli nusantara atau kain dengan ciri khas dari berbagai daerah di Indonesia.

“Tujuannya untuk mengingatkan generasi muda akan wastra nusantara sejak dini, karena itu dalam IPD tahun ini kita juga ada model search dengan peserta dari anak-anak,” ungkap Athan Siahaan.

Menurutnya, untuk perhelatan IFP tahun ini memang tidak melibatkan designer dari berbagai negara seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, tahun ini pihaknya memang tengah fokus untuk mengenalkan wastra nusantara kepada generasi muda.

“Kita tidak mengundang designer dari negara lain seperti tahun lalu, jadi tahun ini hanya designer muda dari Sabang sampai Merauke. Semua wastra ada, termasuk batik Bekasi,” katanya.

Athan menambahkan, dalam setiap event IFP digelar, Batik Bekasi selalu turut tampil bersama Komunitas Batik Bekasi (Kombas). Ia sendiri mengaku bangga, dan tidak jarang ikut mengenakannya pada berbagai kesempatan.

Designer kenamaan ini mengungkapkan, Kombas menjadi satu-satunya penggerak batik Bekasi yang aktif dalam berbagai kegiatan bersamanya. Bahkan, sejak sebelum IFP berjalan, Kombas turut andil bersamanya dalam berbagai acara fashion di berbagai daerah dan di tingkat nasional.

“Kota Bekasi punya batik yang khas, walau banyak yang bilang agak mirip Jakarta, tetapi tetap punya perbedaan. Warnanya berani, dan nggak umum,” kata Athan.

Dia berharap agar ke depan, Batik Bekasi tidak saja digiatkan oleh Kombas dan bisa diperkenalkan luas hingga Tingkat nasional maupun manca negara. Oleh karena it, kata dia, diperlukan peran dan dukungan pemerintah daerah agar Batik Bekasi juga turut meningkatkan perputaran ekonomi melalui komoditi batik. (jaw)