tRbFFwIJXCPvDkjdZ6hw7BrVzKSmv3z6tIDMFXHn
Bookmark

Anggota Dewan dari PSI Yenny Kristianti Dorong Realisasi Pagar Pengaman Rel KAI di Kranji

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Yenny Kristianti dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Kranji, Syaripulloh berfoto bersama usai giat jaring aspirasi, Rabu (23/4/2025).

Bekasicyber.ID, BEKASI BARAT – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Yenny Kristianti, akan menindaklanjuti keluhan warga Kranji terkait kebutuhan pagar pengaman di sepanjang sisi rel kereta api milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). 

Permintaan ini muncul untuk meminimalisir angka kecelakaan di kawasan tersebut, terutama akibat perlintasan ilegal dan rel yang berbatasan langsung dengan permukiman warga di RW 03, Kranji.  

Sejak Januari hingga April 2025, tercatat sudah empat kali kecelakaan terjadi di sepanjang rel tersebut, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Warga setempat mendesak adanya pagar pembatas untuk mencegah akses warga yang melintas secara ilegal serta melindungi permukiman yang berdekatan dengan rel.  

"Kami akan segera berkoordinasi dengan pihak KAI dan Kementerian Perhubungan untuk membahas solusi terbaik, termasuk pemasangan pagar pengaman. Keselamatan warga harus jadi prioritas," tegas Yenny Kristianti usai agenda reses di RW 03 Kelurahan Kranji, Bekasi Barat, Rabu (23/4/2025)

Ia menambahkan, sebelum pembangunan pagar pengaman dilakukan, diperlukan juga sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak melintas di area rel kereta api demi menghindari risiko kecelakaan.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini juga meninjau langsung kondisi sisi rel kereta api yang terbuka dan membahayakan warga. Selain itu juga meninjau langsung Kali Beringin yang melintas gorong-gorong rel kereta api. Aliran air di lokasi tersebut kerap dikeluhkan warga lantaran kerap dibanjiri sampah saat hujan.

Sebelumnya Bhabinkamtibmas Kelurahan Kranji, Syaripulloh, melontarkan aspirasi kepada Dewan PSI ini terkait kerawanan kecelakaan di jalur rel kereta api. Mewakili masyarakat, pria yang sudah bertugas di Kranji sejak 15 tahun lalu ini pun mengajukan permohonan pemagaran sisi rel kereta api.

"Dari Januari sampai April 2025 ini, sudah terjadi empat kali kecelakaan di sepanjang rel kereta api Kranji ini. Korbannya rata-rata anak-anak, dan lansia (lanjut usia)," beber Ipul, sapaannya.

Ia menambahkan, di wilayah tersebut terdapat dua perlintasan kereta api ilegal yang tidak memiliki palang pintu. Di sisi lain kondisi jalur rel kereta api juga terbuka langsung dengan pemukiman warga setempat.

"Banyak lubang (akses), karena mungkin pagar milik KAI juga sudah termakan usia ya. Ini yang jadi keluhan warga, apalagi masih banyak juga pejalan kaki yang melintasi rel kereta api, bahkan anak-anak pada bikin konten," ungkapnya. (Dn)